Sabtu, 08 September 2012

simple but precious

To you, this might seem simply like a glass of water. It is a drink, without taste, that you cannot live without. You can just walk into the kitchen, get yourself a glass and fill it with water from the filter. Or just get a bottle of fresh evian nourishing water. It’s very simple to get a cup of clean water, and to me and you, doesn’t require much energy. Water is essential in everyone’s life and no person can live without it. Anyone who doesn’t drink water, will die. It’s a fact of life, everyone knows it. People have known water since the beginning of the earth. 97% of the earth is water. No person can live without this 97%. To me, water is a blessing. Imagine life without water. Imagine life with dirty poisonous water. IMAGINE YOURSELF GETTING KILLED BECAUSE OF THE WATER YOU DRINK. 4,500 people will die today because of water-related diseases. If you have a twitter account, follow @charitywater and SUPPORT. If you don’t have a twitter account, check out their youtube page of videos of them bringing CLEAN HEALTHY water to needing people in Africa ( youtube page ). Subscribe if you have an account and just watch the videos if you don’t. Look at those poor kid’s faces. Look at their smiles,laughs, and the looks on their faces at the sight of water. Also, check out their website, www.charitywater.org . Be inspired. HELP, SUPPORT,FOLLOW,SUBSCRIBE. charity: water is a non-profit organization bringing clean and safe drinking water to people in developing nations.

Janji Baik Kehidupan

Saya tidak tahu bagaimana nasib anda kelak,tetapi ada satu hal yang saya ketahui: mereka yang benar-benar berbahagia hanyalah mereka yang mencari dan menemuksan cara membaktikan diri
Albert Schweitzer Malam yang begitu sunyi sepi menjadi malam yang begitu panjang untuk seorang wanita yang menginjakkan usia nya yang ke empat puluh dua tahun. Malam itu dia lewati..dari larut hingga terbitnya fajar. Semua yang ia lakukan semata-mata demi menghidupkan keluarganya. Ia memiiliki tiga anak perempuan. Saat itu..hanya harapanlah yang ia inginkan,walaupun ia tau bahwa harapan itu tak mungkin datang dengan sendirinya. Baginya, kebahagiaan anak-anaknya adalah yang utama. Tanpa hentinya ia berdoa dan bekerja. Hari demi hari ia jalani dengan tekun,tetapi keluhan itu tak kunjung tiba. Mencoba mencari arti dalam kehidupan ini..yaa,memang seperti ini lah arti sesungguhnya dalam kehidupan. Apa yang kita inginkan tak selalu datang dengan tiba-tiba meskipun harta berlimpah ruah. Aku mengerti apa yang di inginkan setiap orang. Andai saja diri ini dapat mengartikan setiap langkah dalam hidup,akan sangat mudah untuk menjalani semuanya. Entah bagaimana lagi,apa yang kita miliki dan kita dapatkan hanyalah rencana Tuhan. “Tuhan..apa rencanamu setelah ini” dengan wajah yang berderai air mata yang berjatuhan dan senyuman ke-ikhlasan yang ia tampakkan. “aku akan sangat ikhlas menerima apa yang Engkau berikan,aku tak tahu apa jadinya aku tanpaMu,tuntunlah aku sebagai pribadi yang dapat mensyukuri segala nikmat yang Engkau berikan” tuturnya dengan penuh kelembutan. Hidup ini begitu indah jika kita menikmatinya dengan penuh ke-ikhlasan. Hari-hariku menjadi saksi kehidupannya, takdirnya menjadi seorang ibu yang bertanggung jawab penuh untuk orang yang ia cinta ,membuatku tak dapat membendung deraian air mata. Aku menyadari dan mengerti setiap detik pengorbanannya. Aku sebut dia sebagai malaikat pendamping kehidupan nyataku,yang telah menghidupiku. Sebagai seorang pahlawan yang begitu tangguh, bahkan tak ada yang dapat menyamainya. Inilah ibuku..aku menyayanginya lebih dari hidupku, aku akan sangat rela kehilangan apapun dalam hidupku. Asalkan aku dapat bersamanya terus menerus, setiap detik bersamanya ini sangat berharga. Dalam suatu kesempatan ,ibu ku mendapatkan sebuah tawaran dan itu tak jauh dari profesi nya sebagai juru masak. Ia mendapatkan pesanan yang begitu banyak. Aku agak merasa heran dengannya, kenapa ia menerimanya begitu saja,padahal itu dapat menyita waktu luang istirahatnya yang jarang ia dapatkan. Tetapi ia hanya berkata “ibu tidak merasa lelah sedikitpun,apalagi semua ini untuk anak-anak ibu kelak. Ini adalah sebuah hobi,ibu akan menjalankannya terus..walaupun entah kapan ada keajaiban yang menhampiri kita untuk menjadi orang yang di pandang tinggi derajatnya” Aku tercengang mendengar semua pernyataannya,aku terharu bahagia karena orang tua yang ku miliki,mempunyai hati emas yang begitu mulia. Meski aku tau profesi yang ia jalani tak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Beginilah seharus nya hidup,menghargai dan mensyukuri setiap detik nya yang terus berjalan. Terus mencari jati diri yang sesungguhnya. Teruslah bersabar..karena keajaiban itu akan datang tanpa disadari.

Jumat, 07 September 2012

Kesempatan Itu Ada

mungkin untuk sebagian orang yang mengenalku ini akan sangat aneh, bahkan dari mereka tercengang saat mengetahui hobi sekaligus cita-citaku ini. menurut mereka aku bukanlah orang yang tepat untuk menjadi seorang penulis,apalagi keinginanku yang tertinggi yaitu menjadi seorang penulis terkenal. tapi satu dari mereka ada yang berkata
"apa salahnya jika di coba,kita belum mencoba dan belum tau bagaimana hasilnya. cita-cita adalah tujuan hidup,lebih buruk lagi jika kita tidak memiliki cita-cita sama sekali,itu sangat menyedihkan"
,aku sangat menyukai kata-kata itu..sederhana dan penuh makna. saat awal dimana aku sedang menulis ceritaku ,aku memberitahu mereka bahwa aku dapat menyelesaikan satu karya yang benar-benar ini melalui imajinasiku tanpa campur tangan orang lain. aku merasa agak bangga dengan ini,tapi aku belum merasa puas dengan apa yang aku lakukan. saat aku mencetak ceritaku ke dalam lembaran-lembaran kertas dengan tinta hitam. aku meminta temanku untuk membaca nya sesekali,ada yang membaca dan juga ada yang mengabaikannya. aku merasa sangat sedih..ketika karya ku di pandang sebelah mata,padahal mereka belum melihat dan menyentuhnya sama sekali. saat itu aku merasa give up, aku fikir..apakah aku harus menghentikannya sampai disini,tapi masih banyak yang ingin aku tulis lagi. dan lagi-lagi ada yang berkata...
"jangan dengarkan mereka...teruskanlah saja apa yang ingin kamu lakukan,tunjukan kepada mereka saat kamu sukses nanti. mereka tak akan pernah tau apa yang akan terjadi selanjutnya,mereka hanya bisa menebak,dan jangan mudah terpengaruh oleh kata seorang yang belum pernah merasakan sukses sedikitpun"
semangat itu kembali datang kepada ku,aku terus menuliskan karyaku..tetapi aku belum sempat mengirim nya ke berbagai media di luar sana,tapi aku berencana untuk melakukannya. aku tak perduli apa yang akan mereka katakan,untuk menjadi seorang newbie ,mungkin bukan saatnya untuk menyerah lebih awal,ini akan sangat memalukan jika aku harus menepi. aku akan mencoba terus menerus..sampai akhirnya aku mendapatkan apa yang aku mau,tak perduli seberapa lama akan ku jalani. ini adalah hobiku, aku akan terus menjalani nya ,meskipun itu akan membunuhku. dan aku yakin..kesempatan itu selalu ada untuk mereka yang mau berusaha dan menekuni nya..


Tips Membuat Cerpen

Para penulis pemula seringkali disarankan untuk menggunakan pengandaian berikut ini ketika mulai menyusun cerpen mereka:
1. Taruh seseorang di atas pohon.
2. Lempari dia dengan batu.
3. Buat dia turun.
Kelihatannya aneh, tapi coba Anda pikirkan baik-baik, karena saran ini bisa diterapkan oleh penulis mana saja. Nah, ikuti langkah- langkah perencanaan seperti yang disarankan di bawah kalau Anda ingin menulis cerpen-cerpen yang hebat. Perencanaan Cerpen Taruh seseorang di atas pohon: munculkan sebuah keadaan yang harus dihadapi tokoh utama cerita. Lempari dia dengan batu: Dari keadaan sebelumnya, kembangkan suatu masalah yang harus diselesaikan si tokoh utama tadi.

Contoh: Kesalahpahaman, kesalahan identitas, kesempatan yang hilang, dan sebagainya. Buat dia turun: Tunjukkan bagaimana tokoh Anda akhirnya mengatasi masalah itu. Pada beberapa cerita, hal terakhir ini seringkali juga sekaligus digunakan sebagai tempat memunculkan pesan yang ingin disampaikan penulis.
Contoh: Kekuatan cinta, kebaikan mengalahkan kejahatan, kejujuran adalah kebijakan terbaik, persatuan membawa kekuatan, dsb. Ketika Anda selesai menulis, selalu (dan selalu) periksa kembali pekerjaan Anda dan perhatikan ejaan, tanda baca dan tata bahasa. Jangan menyia-nyiakan kerja keras Anda dengan menampilkan kesan tidak profesional pada pembaca Anda.

Kamis, 06 September 2012

ANGEL WITHOUT WINGS

Waktu menunjukan pukul tujuh pagi ,jalan raya semakin ramai di padati oleh lalu lalang yang melintas kesana kemari,dan tak jarang pula terlihat segerombolan anak sekolah yang menghentikan kendaraan umum.. Tampak dari arah kiri pinggir jalan tepat di trotoar di sebuah halte tempat bis berhenti.
seorang gadis dengan seragam sekolah putih abu-abu, rambut panjang yang terikat ke belakang dan warna kulit sawo matang,dengan handphone yang tergenggam di tangannya serta kacamata minus nya yang selalu membantu indra pengelihatannya untuk melihat sekelilingnya dengan bentuk persegi warna hitam putih tak pernah lupa ia gunakan..
Nina yang sedang asik menunggu kedatangan bis yang duduk di atas kursi yang beralaskan besi panjang dan mengayun ayunkan kakinya secara bergantian,tanpa bertemankan satu orang pun , tidak bosan-bosannya ia menjulur-julurkan kepalanya ke arah kiri jalan karena arah bis yang tiba dari sana, dia hanya akan terlihat di halte pada pukul tujuh pagi. Tapi tak jarang untuk Nina ketinggalan bis, karena jarak antara rumah Nina dan halte tidak begitu dekat, bahkan Nina harus beranjak keluar rumah pada pukul 6.30 pagi.
Orang tua Nina pun menyarankannya agar ia selalu membawa bekal dari rumah,ini semakin membuat Nina harus bangun lebih awal dari sebelumnya. Mau bagaimana lagi,tidak ada pilihan lain.karena nina ingin menyisihkan uang sakunya untuk membeli Paramore Merchandise ,jadi dia harus menyisihkan uang sakunya..
☻☻☻
Bisnya pun sudah terlihat dari kejauhan..dengan segera nina bangkit dari kursi besi panjang itu menghampiri bis. Langkah demi langkah ia menapaki kakinya , dengan ekspresi wajah yang melongo bagaikan patung dan mengkerutkan keningnya__
“rame banget...kayak dateng ke acara konser aja sih,mesti harus sempit-sempitan begini,lagi-lagi gak dapet tempat duduk,pasrah deh” gerutu Nina dalam hati.
Tidak sedikit yang mengalami nasib kurang beruntung seperti Nina,dari depan sampai belakang berjejer anak sekolahan yang sedang berpegangan pada besi bulat yang terbentang di bawah atap bis. Nina semakin sulit mengambil celah untuk bergerak,dan bis semakin melaju membuat nina sulit untuk menyeimbangkan tubuhnya.
“heh loe bisa geser dikit gak,sempit nih” ujarnya agak kasar sambil menggeser-geserkan tubuhnya pada seorang laki-laki yang bertubuh jangkung yang sedang berdiri disampingnya.
Hiih..sempit banget,lama-lama bisa lompat keluar beneran nih !
Tak lama kemudian,dari sebelah kanan Nina..tampak seorang laki-laki yang mengenakan seragam putih abu-abu,tubuhnya agak kurus dan tinggi,yang selalu berpegang pada novel. dia tidak pernah mengeluarkan sepatah katapun, matanya selalu terpaku pada novel yang ia baca. Untuk seorang kutu buku, dia memiliki wajah yang lumayan tampan. Tapi jarang ada yang mau mendekat dan berbincang-bincang kepadanya,entah apa alasan mereka menjauhinya.
Pria ini selalu memperhatikan gerak gerik Nina dari awal,entah apa yang dia pikirkan saat itu. sementara Nina tetap berdiri pada posisi semulanya,seperti seorang yang mencurigakan, tiba-tiba saja dia menepuk bahu Nina dengan perlahan. Nina memandang heran mengkerutkan dahi nya dan menatap tajam pria itu..“kenapa loe?” tukasnya. Pria itu hanya diam dan berdiri, mempersilahkan Nina untuk duduk di tempatnya. Nina hanya menatap heran kepada pria itu,entah apa maksud dan tujuannya membiarkan Nina menempati tempatnya. Tapi karena Nina terlalu lelah berdiri untuk waktu kurang lebih setengah jam menuju sekolahnya,akhirnya Nina memutuskan untuk menduduki tempat itu. sementara itu,pria itu hanya berdiri berpegangan pada besi bulat di bawah atap bis dan kembali membaca novelnya. “aneh..orang ini sama sekali gak ngomong apa-apa,bahkan gue nanya juga gak di jawab,hmm sabarr sabarr” ucapnya dalam hati.
“ehh..makasi ya,tau aja aku lagi capek banget” ujar Nina akrab kepada pria itu. Tetapi anak itu hanya tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya pelan-pelan sambil berpegangan pada besi panjang sampai belakang di antara jendela samping bis,Nina pun membalas senyumannya dan langsung berpalingkan wajah mengarah depan. fikir nina, pria ini bagaikan malaikat yang tiba-tiba datang menolongnya.
☻☻☻
Ada banyak sekali orang yang hendak turun dari bis,bagaikan pasukan semut yang berbondong-bondong mengincar makanan. Nina yang duduk di bagian ujung belakang bis semakin sulit untuk mencari jalan keluar dari bis. tak banyak yang harus Nina lakukan, dia hanya bisa menunggu sampai akhirnya bis pun kosong. Nina yang masih duduk di tempatnya tadi sedikit mencuri pandangan pada anak laki-laki yang berbaik hati memberikannya tempat duduk,Nina melihatnya penuh rasa heran,kenapa anak itu tidak turun dari bis,fikirnya pun mungkin dia tidak sekolah disini. Tanpa menyapa,Nina segera keluar dari bis. Rasa penasaran Nina semakin melunjak,tampak dari kejauhan..Nina masih saja melihat ke arah bis,sampai bisnya kembali pergi.
“eh..nin,loe liat apaan?” tanya dea menyapa nina yang berjalan memasuki halaman sekolah bersama-sama.. Dea adalah teman sekolah nina. bertubuh tinggi,berambut panjang ikal dan berponi,berkulit putih dan selalu menjaga penampilannya kapanpun dimana dia berada. Makanya dea sering di juluki nina “si geulis” ,yang artinya cantik dalam bahasa sunda.
Tapi dea tidak begitu populer di kalangan sekolahnya,walaupun dia cantik, dea adalah seorang yang pemalu dan tidak pandai bergaul,dea hanya bisa menunjukan sikap aslinya pada nina teman baiknya. Nina dan dea sudah berteman lama sejak smp,makanya mereka tidak canggung saat berbincang-bincang.
“ahh..gak apa,gak liat apa-apa gue..hehe” jawabnya singkat dengan tawa yang agak terpaksa sambil berjalan menyampingi koridor sekolah menuju kelasnya. lonceng sekolah sudah berkelontengan memanggil anak-anak untuk masuk kelas.
Nina menapaki kaki nya dengan cepat menaiki anak tangga menuju ruang kelas,yang terpenting baginya,dia harus kebagian absen,walaupun nantinya dia suka keluar kelas karena bosan. Apalagi gurunya terkenal galak dalam mata pelajaran matematika,yang sama sekali nina tidak pandai menggelutinya. Banyak dari teman nina,yang menjuluki nina sebagai “the enemy of math” musuhnya matematika.. Pelajaran berlangsung sangat cepat,karena bu janet tidak pernah menyia-nyiakan waktunya sedikitpun,dia selalu on-time memasuki jam pelajarannya. Dan mungkin bu janet adalah guru ter-disiplin di antara guru lainnya. Di setiap pelajaran matematika,nina hanya diam memperhatikan bu janet yang mengoceh di depan kelas,nina sudah tidak perduli lagi apa yang dikatakan oleh ibu janet. entah dia mengerti atau tidak yang terpenting dia sudah melihat bu janet berceloteh ria. Tak satupun dari mereka yang berani berpaling saat pelajaran telah berlangsung. Yang ada dalam kepala nina saat itu adalah kapan pelajaran ini selesai. Semakin lama pelajaran itu semakin membosankan dan tidak ada yang bisa nina lakukan. memalingkan wajahnya pun tidak ada gunanya,dia pasti akan dimarahi oleh bu janet. Nina hanya menempelkan jemari-jemari tangannya yang tergenggam dipipinya yang berlesung itu ,tangannya tidak bisa diam memainkan pulpen kesana kemari diatas kertas pelajarannya mencoba untuk mengusir kejenuhannya.
“dea? Kapan selesainya sih ini pelajaran,gue udah mulai bosen banget nih” tanya nina dengan suara yang berbisik-bisik kepada dea..
“palingan sebentar lagi,sabar aja.jangan banyak omong lu,kena semprot baru tau lu” jawab dea menyindir nina dengan ekspresi tawa kecilnya..
Rasanya seperti menunggu antrian minyak yang panjangnya sekitar 100meter yang dapat memakan waktu berjam-jam,akan sangat lama jika harus menunggu sesuatu yang tidak disukai nya. “bu..?”
“iya nina..ada apa?”
“saya mau buang air kecil dulu ya..sudah gak tahan”
“ya..silahkan”
dengan tegas bu janet menjawabnya..
“eh lu mau kemana?ke toilet?” tanya dea dengan intonasi nada yang sangat pelan. “gila lu,ngapain gue lama-lama di toilet..mending gue makan deh ke kantin,udah laper banget.lu mau ikut? Ayo..” bisik nina.
“ih ,lu gak takut emang?”
“enggak sih”
singkat nina yang langsung bangkit dari bangku kelasnya menuju keluar kelas..

Koridor kelaspun sangat sunyi senyap seperti suasana pemakaman,secara perlahan nina menuruni anak tangga karena tak mau membuat kegaduhan sesaatnya itu. tidak berlaku untuk kantin yang selalu ramai di penuhi anak-anak yang sedang bolos pelajaran.
nina menolehkan kepalanhya ke kanan dan ke kiri bermaksud untuk mencari teman yang ia kenal. berjalan perlahan seperti orang kebingungan. disana tidak sedikit anak yang rela bolos pelajaran karena kejenuhan sesaat mereka.
Nina termasuk anak yang relatif nekat, pemberani,juga ceplas ceplos saat berbicara. Dia tidak perduli saat guru-guru memarahinya,nina hanya mendengarkan bahkan ia bisa menjawab apa yang perlu dan mungkin ia jawab.
Tampak dari ujung meja makan kantin sekolah,teman nina yang sedang memainkan bola matanya kesana kemari bermaksud waspada jika ada guru yang datang menghampirinya. Tak sengaja ia mendapati nina yang sedang kebingungan mencari tempat untuk duduk dan makan dengan tenang agar tidak ketahuan oleh guru.
seorang pria menyapa nina dari kejauhan sambil berteriak. “woyy nin !!” teriak doni sambil berdiri melambaikan tangannya. Nina semakin terlihat kebingungan,karena mencari cari sumber suara yang memanggilnya itu.
“disini nin....!!”
“oh eloo don..kirrain siapa”
jelas nina menghembuskan nafas lega.
“ngapain lu kesini..gila lu nekat banget,kelas lu kan pelajaran bu janet nih,ya kan?” sapa doni akrab pada nina..
Doni adalah teman nina di lain kelas,doni juga termasuk anak yang terlalu sering mengulur waktu,dan suka bolos pelajaran. doni hampir setiap hari menyempatkan dirinya ke kantin saat pelajaran berlangsung,doni juga suka mengajak teman satu geng nya dan rela merogoh kocehnya untuk mentraktir teman-temannya,karena dia tidak suka di hukum sendiri. “suka-suka gue dong mau kemana aja,emang lu mau jamin kekenyangan gue kalo gue masuk lagi ke kelas? Gak kan? Belikan gue bakso dong,laper nih.lu kan banyak duit don..donii gantengg,baik dan tidak sombong” bujuk rayu nina kepada doni yang sedang lahap memakan makanannya..
“yaelah lu emang ya,hobi banget basa-basi..noh pesen aja lu,ntar gue yang bayar” ujar doni enteng..
“ahh..gila lu don,baik banget. Lu emang temen gue yang terbaik deh” tutur nina dengan semangat sambil memesan bakso dan minum.
"alay lu"tukas doni.
Dengan asiknya nina melahap makanannya,karena pagi tadi nina belum sempat sarapan,dengan alasan takut ketinggalan bis lagi. sambil berbincang-bincang pada doni mengenai pelajaran dan teman sekelasnya yang sangat pelit meminjamkan tugas nya.
☻☻☻
Sementara dea di dalam kelas menunggu nina kembali,dengan wajah yang semrawut khawatir karena takut jika nina di hukum lari keliling lapangan seperti minggu kemarin,dengan kejadian yang sama. Tapi nina tidak pernah kapok akan kelakuannya itu. dea sudah berulang kali mencoba memberi tahu nina,tapi nina seperti anak di bawah 5 tahun yang berusaha di beri tahu oleh orang tuanya dan tetap saja melakukan kembali perbuatannya itu. dea yang sudah menjadi teman lamanya itu sudah mulai terbiasa dengan sikapnya, dea fikir sangat sulit untuk menasihati nina,karena sikapnya yang keras kepala. Nina akan tetap melakukannya sampai akhirnya dia puas.
tapi nina termasuk anak yang berjiwa tegar,sama sekali dia tidak pernah menampakan dirinya sedang bersedih atau menangis. Nina bagaikan batu karang yang berkali-kali di terjang ombak tidak akan pernah rapuh sedikitpun. Walaupun begitu,bukan berarti nina adalah manusia yang memiliki hati yang terbuat dari baja seperti pahlawan super. Hatinya juga kadang bisa rapuh saat orang yang ia sayangi mendadak membekasi luka. Tak khayal..akhirnya nina memutuskan untuk menutup hatinya sementara. Dia berusaha keras untuk tidak menyukai siapapun dulu..sampai akhirnya berjalan selang selama kurang lebih 3 tahun , nina tidak terlihat sedang menggaet seorang pria.
Salah satu teman sekumpulannya menerka nina? Apakah dia sudah putus asa dan akhirnya tidak mau berhubungan dengan pria lagi. ini sangat gila.. tapi nina hanya mengabaikan saja,tidak perduli orang mau berkata apa. bagi nina pacaran hanya membuang-buang waktu saja.
☻☻☻
Berselang waktu setengah jam kemudian, akhirnya lonceng jam terakhir sudah terdengar,mengiringi setiap kelas yang sedang menunggu detik-detik itu tiba. Nina kembali berjalan ke kelas untuk melanjutkan pelajaran kedua,kali ini adalah pelajaran yang sangat di gemari nina. Walaupun begitu dia rela jika semua mata pelajaran diganti dengan satu pelajaran yang dia sukai. Ya..nina menyukai pelajaran bahasa inggris,dia sangat menyukai pelajaran ini karena di setiap kata perkata dari bahasa tersebut mengundang rasa penasaran nina,jadi nina akan selalu aktif saat pelajaran di mulai,bahkan guru bahasa inggris nina pun bukan guru yang galak atau lemah gemulai seperti guru yang lainnya,guru ini adalah guru favorit nina sejak awal. Cantik,baik,dan menyenangkan. inilah salah satu alasan mengapa pelajaran berlangsung sangat mudah bagi nina.
“hmm ninaaaa...lu kemana aja dari tadi,untung aja ya guru killer itu gak nyariin lu” ucap dea kepada nina sambil menghela nafas sedalam dalamnya. “haha..beneran gue gk di cariin? wahh..miracle banget nih.thanks ya neng geulis” sahut nina dengan semangat sembari tertawa bahagia..
“apaan deh lo,alay bangetttttt” dengan memasang nada berat versi anak alay. “ahh..tu lu sendiri alay,lebih alay bahakan dari gue” ejek nina kepada dea dengan menjulurkan lidah lancipnya.
Sepasang headset dan iPod siap menemani nina yang sedang menunggu datangnya jam kedua setelah pelajaran matematika usai. Dengan lincah nina menggerakkan ibu jarinya yang sedang memilih lagu di playlist iPod nya . ♫ you escape like a runaway train Off the tracks and down again And my heart beating like a steam boat tugging All your burdens On my shoulders ♫ (In The Mourning-Paramore)
Lantunan lagu yang ber-Genre klasik ini menjadi plihan nina. sembari menyanyikan kembali lirik nya.. Lagu Paramore menjadi andalan nina di setiap waktu. menurut nina..lagu-lagu Paramore menjadi salah satu penghilang stressnya saat dia merasa kesal atau jenuh. Dengan genre alternative pop-rock dan klasik ini mengajak nina untuk menyanyikan kembali liriknya. Ini adalah salah satu dari aktivitas favorit nina setiap harinya,karena nina sangat memfavoritkan Paramore ,disetiap merchandise-nya selalu saja ada bertuliskan Paramore. Dan ini juga menjadi salah satu alasan kenapa nina menyukai pelajaran bahasa inggris,karena Paramore adalah band luar negri yang cukup terkenal dan sedang di gandrungi anak muda. Nina tidak mau ketinggalan satu informasi pun tentang Paramore.
nina menelaah..apakah dia sedang jatuh cinta pada Paramore ? ini aneh tapi nyata. nina termasuk anak yang sulit menyukai seseorang. Walaupun pria tampan lewat di depannya..ia bahkan tak menghiraukan sama sekali. Nina termasuk typical yang cuek,jutek dan agak tomboy,jadi jarang sekali ada laki-laki yang menyatakan cinta padanya. Jika ada,temannya pun merasa heran. Karena nina tidak menyukai hal-hal yang berbau romance. nina hanya berkata pada teman-temannya bahwa
jodoh akan datang pada saatnya,tidak perlu mencari,itu hanya membuang waktu dan lakukan saja apa yang dapat membuat kamu bisa melupakan segala hal yang dapat menjenuhkanmu. Jangan pernah melakukan sesuatu di luar batas kemampuanmu,itu berbahaya.
☻☻☻
Waktunya sudah tiba, lonceng berbunyi tanda pulangan sudah mulai mengiringi setiap kelas..saat-saat seperti ini yang nina tunggu,tampak wajah nina berseri seri yang keluar dari kelas lantai atas,dan menuruni tangga dengan gesitnya. Sambil berlari-lari mengejar dea yang mendahuluinya..
“deaaaa.....” teriak nina dari arah kejauhan mendekati dea dengan nafas yang ter engah-engah... “tunggu dee...”
“eh nin,kenapa?” “gue mau pulang bareng lo,naik bis kek sekali-kali temenin gue” “yahh...sorry banget nin,gue udah di jemput sama gilang tuh”
jawab dea yang sedang terburu-buru menghampiri pacar barunya...
“ohh..gitu ya hmm” kegembiraan nina sontak menjadi rasa kecewa.
“iya nin...maaf ya,mungkin next time.ok..byee” wajah dea menyeringai memamerkan senyumannya yang manis itu berusaha menghibur nina.
“ok”singkat nina mengucapkannya sendiri dengan nada suara yang begitu pelan.
Nina segera menuju bis yang sudah parkir di depan sekolah yang biasanya memang menunggu waktu jam pulang tiba. Tanpa nina sadar,semua tempat duduk dalam bis sudah ludes di penuhi penumpang yang berlarian mendahuluinya tadi.
“Kalo aja tadi gak jegat dea,udah dapet tempat duduk mungkin.sial !” batinnya sambil melirik-lirik seisi bis dengan teliti..
setelah nina amati baik-baik,mulai dari baris depan sampai ke belakang memang ada satu tempat yang kosong,dan anehnya ada yang rela berdiri dan tidak menyinggahi tempat itu. sambil memegang bagian atas kursi satu persatu dan berjalan menuju arah belakang tempat kosong di samping pria yang sedang duduk sendiri ber-mahkotakan topi di atas kepalanya yang sedang menyender santai sambil membaca sebuah novel. Dengan tuturnya yang di buat-buat seolah-olah menyerupai gadis polos dan lemah lembut nina berusaha bertanya,
“heyy..tempat ini kosong apa sudah ada yang nempatin ya? gue boleh duduk disini gak?” Pria itu mengangkat kepalanya pelan-pelan dan melihat nina,nina tampak sedang berfikir memperhatikan pria itu
seperti pernah melihat pria ini.tapi kapan...
Pria itu hanya menganggukkan kepalanya. Sesegera mungkin nina menduduki tempat tadi,karena tak mau ada yang mendahului tempat itu. Bis pun segera bergegas untuk pergi karena penumpang yang tadinya anak sekolah sudah merontah-rontah pada supir bis ingin segera cepat pulang,dan kelihatannya memang isi bis sudah ter isi maksimal.
jalan pulang menuju rumah nina pun memang sedikit menempuh jarak yang tidak dekat. Tapi hanya memakan waktu setengah jam untuk pulang kerumah nina. Dengan waktu yang lumayan lama bagi nina ini sangat membuatnya jenuh,karena nina memang tidak suka menunggu terlalu lama dan dia sangat cepat merasa bosan. Di tambah dia tidak punya teman ngobrol saat di bis. Nina seperti mengingat sesuatu..yah karena nina memang typical yang pelupa.
Tiba-tiba saja nina mengingat pria yang duduk di sebelahnya itu,tapi pria itu sama sekali tidak menunjukan kalau dia pernah bertemu nina sebelumnya dan di tempat yang sama. “ehh lo yang tadi pagi itu kan?” tanya nina dengan akrab mencoba mengingatkan.. Pria itu menolehkan kepalanya menghadap nina mengangkat alis mata sebelah kanannya dan memandang nina kembali sembari tersenyum ramah.
kembali ia menundukan kepalanya bermaksud menyelesaikan bacaannya yang masih tersisa setengah dari novel tersebut. Nina yang masih melihat pria itu dengan heran tanpa gerakan sedikitpun,mengharapkan pria itu menjawab pertanyaannya.
“hellooowww..gue tanya lo,kok malah diem aja sih?” gerutunya kesal. lagi-lagi nina di beri senyuman saja, akhirnya nina memalingkan wajahnya ke depan dan memasang wajah kesal sambil komat kamit sendiri dengan nada yang sangat pelan tanpa seorangpun tau apa yang dia bicarakan itu.
Sementara itu Nina hanya memainkan kedua kakinya berselang seling dan memutar mutarkan ponselnya ditangannya yang lincah itu serta menghela nafas dalam dalam,nina semakin kesal,karena ponselnya mendadak lowbat. Nina merasa dirinya seperti orang yang longo,tak ada yang dapat ia lakukan,bahkan orang yang ada di sampingnya tidak bisa di ajak mengobrol sama sekali.
Pantes aja gak ada yang mau deket ! pikirnya kesal..
Perjalanan bis sudah setengah jalan, nina hanya diam terpaku mengamati dunia luar bis, mengamati kendaraan yang memenuhi jalan raya. Sementara pria itu masih asik membaca novelnya yang tersisa belasan lembar lagi.. Diam-diam nina melirik kembali ke arah pria itu
“nanya lagi gak ya? Entar gue di cuekin lagi,huh mendingan gue diem,tapi gue bisa penasaran” gumamnya dalam hati.
Kemudian nina menggerakkan badannya kesamping ,memberanikan dirinya untuk bertanya yang kesekian kalinya.
“eh kenalin deh..namaku nina,nama kamu siapa?” ujar nina dengan ramah sambil menjulurkan tangannya tepat di depan dada si pria. Pria itu hanya menyanggupi jabatan tangan nina dengan senyumannya yang ramah tamah. Lagi-lagi nina hanya mendapatkan senyuman itu lagi,tanpa jawaban sedikitpun dari pria itu. nina sempat bergumam dalam lamunannya apakah orang ini sudah gila,dari tadi dia hanya memamerkan senyumannya saja.. Nina kembali mengkerutkan wajahnya dengan tangan terlipat di dada ,ia merasa bosan dan jengkel. Karena ia fikir ,semua yang ia katakan hanya menghabiskan waktu saja.
Ok! Gak ada celotehan dan pertanyaan lagi Tidak lama kemudian,pria itu se-segera mungkin merogoh isi tasnya ,ia mengambil buku catatan kecil dan pulpen. Entah apa yang mau di lakukan dengan buku kecil itu. Ia membiarkan pulpen nya menari nari di atas kertas..sementara nina,ia hanya memandang penuh rasa heran.
“apa yang di kerjain coba,sibuk sendiri” batin nina..
Tak lama kemudian ,pria itu menghentikan jemari yang menuntun pulpen nya menari di atas kertas. Pria itu segera merobek selembar kertas yang berisi tulisan dari bukunya dan memberikannya kepada nina. Dengan ekspresi wajah terkaget,nina menunjuk dirinya sendiri,ia menelaah apakah selembar kertas yang bertuliskan ini benar untuknya?
“apa ini? Ini untuk aku” ujarnya terpatah-patah. Pria itu hanya mengangguk dan tersenyum. Nina yang jelas-jelas penasaran dengan isi kertas itu langsung membacanya tanpa banyak basa-basi..
“hai nina,namaku rian. Maaf ya..udah buat kamu kesal” nina langsung melirik ke arah pria yang bernama rian itu,dan rian pun tetap pada posisinya yang memperhatikan nina membaca selembaran kertas yang ia beri. rian mengisyaratkan bahasa tubuhnya,menempelakan kedua telapak tangan yang didekatkan pada dagunya,yang berarti itu permintaan maaf darinya. Nina kembali membaca lagi tulisan itu
“aku ini bukan typical orang yang sempurna,tapi makasih sudah berusaha untuk menghenali aku,aku sangat menghargai ini. Aku berusaha untuk jawab kamu, tapi aku malu,karena memang aku gak bisa bicara (tuna wicara). Jadi aku utarakan semua lewat senyum saja dan kertas ini,sekali lagi maaf nina. Senang bisa berkenalan dengan kamu”
Nina terkejut membaca isi kertas yang di berikan rian padanya. Sekali lagi nina bertanya “ja-di kamuu?” dengan nada bicara yang terpatah-patah ,tatapan penuh rasa bersalah terhadap rian. Tapi lagi-lagi nina mendapatkan senyuman .
“maaf..aku gak tau,maaf......” tutur nina dengan lembut dengan nada yang begituuu pelan ,sambil mengikuti gaya rian persis seperti apa yang ia lakukan tadi.
Kemudian suasana menjadi kelam dan begitu kaku di antara mereka,nina tidak tahu harus melakukan apa. nina hanya takut ia melakukan kesalahan untuk kedua kalinya jika dia melontarkan pertanyaan kepada rian lagi.
☻☻☻
Sore itu nina merasa seperti orang yang sangat bersalah,ia menepuk nepuk kepalanya secara ber-ulang-ulang. “ahh..bego..begoo..bego banget sih gue,seharusnya gue udah bisa nebak kenapa dia itu begitu mulu sama gue,sumpah nih. Gue ngerasa bersalah banget,mesti ngapain gue kalo ketemu dia? Diem? Gak mungkin..entar di kira gue sombong sementara gue udah tau gimana dia yang sebenarnya” ujar nina sembari berbaring di atas kasur dengan tangan terlentang sambil menatap atap langit kamarnya.
Hari itu juga nina selalu di hantui oleh rasa bersalahnya. Ia tidak tau apa yang harus di lakukan. Ia merasa serba salah dengan rencana-rencana nya yang konyol. Ini sangat jarang nina lakukan,pada hari-hari biasanya nina selalu cuek saat melakukan kesalahan kepada siapapun,bahkan nina berusaha melupakannya. Secepat mungkin nina meraih ponselnhya nya yang tergeletak di atas meja belajarnya,lalu ia menggerakan ibu jarinya dan mencari nama dea di kontak ponselnya.
Nina sangat jarang ber-telfonan atau sms-an. nina hanya melakukan itu jika ia betul-betul merasa perlu menggunakannya. Nina tidak pernah merasa kesepian, karena nina adalah socmed addicted yang maksudnya adalah pecandu sosial media yang selalu browsing ini itu entah apa yang ia cari itu penting atau tidak,sesering mungkin ia memainkan laptopnya dengan modem yang selalu tercolok pada celah celah USB yang tersedia di samping cd room laptop nya . Tak masalah mau berapa lama,nina akan terus memainkannya sampai ia merasa lelah dan bosan. Apalagi nina memiliki banyak akun pada social network seperti instagram,path,twitter,blog,tumblr, dan akun lainnya..
Nina menempelkan ponsel pada telinga kanannya sambil memainkan jemarinya bagaikan pianis di atas kasurnya yang empuk itu.
“yaa..halo,kenapa nin?" “enggak apa sih de,mau cerita-cerita aja,bete nihh” “yaelah tumben banget lo,mau cerita apaan emang?” tanya dea penasaran. “haha..lu di ajak begosip seneng juga,dasar si geulis maahh” ejek nina tertawa kepada dea sambil memainkan bantal yang di letakkan di atas kakinya “yaudah deh..TO THE POINT aja,gak usah banyak ketawa lu” ujar dea yang semakin penasaran mendengar cerita dari nina. “gini loh geulisssss....gue bingung nih harus ngapain. Gue lagi ngerasa bersalah banget sama seseorang.tadi sore pas pulangan sekolah gue naik bis,terus gue ketemu kehabisan tempat tuh,tapi ada satu tempat yang kosong,akhirnya gue duduk situ..eh ternyata orang itu ,orang yang berbaik hati kasih tempat duduknya sama gue” “iyaaa..terusss? dimana bagian menariknya nih?” tanya dea memaksa. “nah..gue nanya-nanya gitu kan,tapi gue cuma di senyumin doang..abis itu” “ya paling dia males kali dengerin lu,lu kan cerewet kayak bebek” ujar dea memotong pembicaraan nina.
“hah..dasar lo. Ya gue pikir dia udah gak waras,abis tiap kali gue tanya,jawabannya pasti senyum-senyum mulu. Yah..emang udah gila akut deh. Eh gak lama dia ambil buku sama pulpen tuh,awalnya gue gak tau mau ngapain. Ternyata dia nulis apa yang dia mau omongin. Namanya rian,dia punya kekurangan.dia gak bisa ngomong gitu ”
sambil memasang wajah sedih nina menceritakan semua nya kepada dea melalui ponsel.. “hah? Beneran lo? Jadi apa rencana lo abis ini?” tanya dea dengan agak kaget..
“ya gak tau gue,makanya gue nelpon lo,siapa tau lo bisa kasi saran kek, gimana kek. Malah nanya balik. Gimana sih!”
ungkap nina yang kebingungan “yaa menurut gue,apa salah nya lo temenan aja sama dia,gak ada salahnya kan kita punya temen yang memiliki kekurangan?itu juga gak akan nurunin derajat lo, gue yakin lo juga pasti gak keberatan kan? ujar dea penuh kebijaksanaan. “iya gue tau,tapi kalo gue nanya-nanya mulu,di kira gue gak hargain orang malah. Serba salah gue” bantah nina dengan alasan yang dia miliki. “hmm iya sih bener juga lo,ya tapi coba aja lah nin,lo ini selalu ngalah duluan sebelum perang,selalu gitu,mesti inilah itulah,banyak banget alasan lo” dea seolah memperhitungkan kelemahan nina malam itu bermaksud untuk mendorong nina agar lebih dewasa menghadapi kesalahannya.
☻☻☻
“selamat pagi nina..” sapa akrab bunda nya yang sedang menyiapkan sarapan.. Nina masih terlihat sangat urak-urakan dengan wajah yang kumal ,rambut yang berantakan serta mata yang masih berkedip-kedip melihat sekelilingnya sudah begegas untuk pergi ke masing-masing tempat mereka,sulit untuk menyeimbangkan tubuhnya saja ia sulit melakukannya. Nina memang harus banbgun pagi karena bis sekolah tidak akan menunggu sampai nina muncul.
“aku mau mandi dulu yaa bun..jangan di habisin sarapannya” ujar nina dengan nada yang lemas,seperti masih di bawah alam sadarnya.
“iyaaaa....” jawab bundanya dengan tawa kecil .. Nina segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, setelah melihat jam,ia fikir sarapannya ia tunda lagi di sekolah. Nina segera berpamitan kepada orang tuanya dengan tangan yang menggenggam apel yang sudah menyisahkan satu bekas gigitan darinya.
“bun...nina pergi dulu ya” nina melambaikan tangannya sambil berlari keluar rumah.. “lohh..gak sarapan dulu niinn..tadi minta di sisain” sahut bunda dari kejauhan sambil berteriak Tiba-tiba saja nina langsung menghilangkan jejak dari sekitar rumahnya. Dengan asyiknya nina berjalan menuju halte bis sembari menyempatkan memakan buah favoritnya sejak kecil. Saat menunggu bis, saat itu yang dia harapkan hanyalah bertemu rian ,pria misterius yang berbaik hati padanya beberapa hari lalu. Tujuannya saat itu hanyalah meminta maaf kembali dan berterima kasih,dan menawarkan rian untuk menjadi teman satu bis nya. Karena memang nina tidak mengenali siapa-siapa dalam bis,jadi dia tidak keberatan jika rian mau menjadi temannya.
☻☻☻
Nina terpaku diam melihat sekeliling bis,batang hidung rian tak tampak sedikitpun. Kemana anak ini... nina hanya positif thinking saja saat itu,mungkin rian sedang sakit atau ada urusan lain jadi dia sengaja untuk tidak naik bis hari ini. Mungkin besok atau lain hari kiranya. Setelah beberapa hari berlalu..seperti biasanya nina selalu menumpangi bis yang selalu menjemputnya untuk pergi ke sekolah. Sudah ada kurang lebih 2 minggu, nina tidak melihat rian di sisi manapun. Ia mencoba bertanya pada kernet bis untuk menggali informasi sedapatnya. “bang..liat anak cowok yang sering duduk di sini biasanya gak? Kurus-kurus tinggi,suka diem-dieman terus hobi baca buku gitu?” tanya nina sambil menjelaskan agar kernet bis segera dapat mengetahui sosok yang biasanya bertengger di samping jendela bis yang berjejer di setiap sudut nya. “ohh...itu. udah lama gak nongol,gak tau kemana” jelas kernet bis sambil menagih ongkos bis pada setiap penumpang yang duduk maupun berdiri. “ohh gitu ya” ujar nina yang melihat tempat duduk itu sewaktu-waktu.
☻☻☻
setelah sampai di kelas,nina langsung duduk dengan dea yang sudah sampai duluan dari pada nya. Setelah beberapa minggu nina baru bercerita kepada dea,pada hari biasanya dea juga tidak terlihat penasaran bertanya pada nina yang menelfonnya malam itu. dea hanya menunggu sampai saatnya nina mau bercerita kepadanya.
“oh ya dea..udah ada dua minggu gue gak liat dia lagi” ujar nina sambil menaruh tasnya di atas meja. “siapa? Si rian?” jawab dea yang sudah mengetahui orang yang dimaksud nina.
“ya gitu deh..gak tau gimana lagi.gue udah punya niatan baik,tapi dianya malah ngilang gitu aja. Padahal gue belum bilang makasih loh. Gimana sih tu orang” tutur nina yang agak sedikit kesal pada rian.
“yaudah sih gak apa,yang penting lo udah berniat buat berteman kan sama dia. Itu bukan masalah,next time kalo masih bisa ketemu apa salahnya nyapa dia lagi” lagi-lagi dea mengeluarkan kata-kata bijaknya itu.

Itulah mengapa nina menyukai dea,dan selalu menceritakan keluh kesahnya kepada dea setiap ada sesuatu yang ingin dia ceritakan. nina selalu mendapat kritikan dari dea,dan juga nasihat beserta kata-kata bijaknya itu.
dea selalu sabar menghadapi tingkah laku nina yang masih kekanak kanakan itu. bagi nina..dea adalah teman terbaik nya.
nina terlihat berubah, ia tumbuh menjadi pribadi yang manis. nina yang dulunya suka ceplas ceplos saat berbicara kepada setiap orang ,sekarang menjaga tutur katanya. nina menjadi berbeda seratus delapan puluh derajat,sekarang dia sudah bisa menghargai orang lain. tanpa memandang rendah orang lain. Bagi nina..pertemuan singkat itu menyadarkan dia akan pentingnya menghargai orang. Dalam lamunan sesaat nya,ia berterima kasih kepada rian ,pria misterius yang menghuni dalam bis untuk beberapa hari. Mungkin nina tidak tahu dimana rian berada sekarang,tapi dia akan selalu mengingat teman sesaat nya itu, dan terus teringat bagi nina..rian bagaikan malaikat yang datang secara tiba-tiba memberi pertolongan tanpa menampakkan sayapnya..

oleh : Ajeng Nur.W

I JUST FOUND MYSELF ! AWW YEAH