Kamis, 18 Oktober 2012

having fun with friends~



saat dimana kamu bisa nemuin diri kamu yang sebenarnya, saat kamu dan sahabat kamu ngumpul semua jadi satu. dan di situ ,gak akan kenal yang namanya awkward moment atau saat-saat canggung. so, emang terkadang sahabat juga selalu ada buat ngisi waktumu yang kosong.
yup..kamu bisa lakuin hal apa aja yang menurut kamu itu fun, take picture bareng and many more. just like the picture that you saw guys,playing guitar, palying iPad,playing laptop and taking picture of course ;)
Time is precious, and waste it wisely~

Jumat, 12 Oktober 2012

i'm your secret admirer

Pagi nan cerah mewakili langkah awalku,membuka lembaran baru dalam sejarah bangku SMA. Ini menjadi hari pertama, dimana aku harus menapaki kaki di sekolah baruku. aku harus mengenakan seragam sekolah putih abu-abu dan menelaah bahwa awal ini akan sangat menyenangkan.
Aku merasa deg-degan dan canggung saat memasuki sekolah baruku itu, tampak banyak sekali murid baru yang berlalu lalang di depanku. Aku fikir ini akan sangat menyenangkan , malah sebaliknya menjadi hari pertama yang menyebalkan bagiku,aku harus menggunakan perlengkapan yang tidak jelas, mengalungkan papan nama yang terbuat dari kardus di leher pas di depan dadaku, mengikat rambut ikal panjangku menjadi tiga bagian, bagian kanan dan kiri atas juga tengah di bagian bawah kepalaku, kaos kaki panjang dengan hiasan renda di setiap putarannya dan berbeda warna pula. Ini membuatku merasa seperti orang yang tidak waras..meskipun aku tau bahwa bukan hanya aku yang menggunakan ini semua. Sebagian dari mereka berbisik-bisik satu sama lain,aku hanya dapat mencuri-curi pendengaran , mereka becerita kesana kemari mengadu kekesalan mereka kepada kakak kelas yang sedang sibuk mencari cara untuk mengerjai kami.

Saat itu juga,osis menjadi musuh terbesar ku selama tiga hari berturut-turut, kami harus melakukan kemauannya apapun itu . Banyak hal yang terjadi saat mos berlangsung, dari mulai bernyanyi di tengah lapangan dan menyatakan cinta kepada seseorang yang tidak ku kenal sama sekali,ini betul-betul sangat memalukan. Tidak banyak yang bisa kuperbuat, aku hanya bisa menyimpan rasa amarahku,karena statusku di sekolah ini yang masih pemula. Sempat terfikir dalam benakku aku ingin mengatakan yang sebenarnya bahwa aku tidak mau mengikuti permainan ini lagi .
tapi seketika saja..aku mengurung niat ku itu kembali untuk mengungkapkan nya semua. Satu diantara mereka ada yang berhilir mudik kesana kemari memasuki kelas-kelas dan kini giliran kelasku yang menjadi tujuan akhirnya. Pria itu memiliki sikap yang baik,ramah dan murah senyum, belum lagi dia memiliki wajah yang manis, tampan dan bertubuh tinggi,alis nya tebal,bibirnya merah dan berkulit putih.

“hey kamu..yang berkaca mata,siapa nama kamu?” sapa seorang kakak kelas yang mengarahkan jari telunjuknya kepadaku.
Jelas saja aku merasa terpanggil ,karena di kelas itu hanya aku yang menggunakan kaca mata putih dengan gagang hitam yang ber-minus dua.
“aku? Namaku Ananda Clarissa,panggil saja Ana. ada apa?” sahutku sambil melongok ke depan.
“ok..ana,apa kamu sudah membawa apa yang kami perintahkan kemarin”
“ohh..coklat kan? ya..aku sudah bawa,lalu mau di apakan ini?" “sekarang kamu berikan coklat itu kepada satu di antara kami yang menurutmu paling menyebalkan”
pinta seorang kakak kelas sembari berdiri di hadapanku.
Tentu saja aku berbohong , aku berikan coklat ini kepada pria yang berdiri di ujung kiri dekat pintu masuk kelas, seorang pria yang diam-diam menjadi pusat perhatianku. Aku fikir memang bukan dia yang tidak kusukai, Mungkin dia merasa heran kenapa aku memberikan coklat ini padanya,padahal dia selalu bersikap baik dan tidak pernah memaksa dalam kegiatan ini.
Mau bagaimana lagi,mana mungkin aku berterus terang dengan perasaanku ,aku akan sangat malu..mau di letakkan dimana wajahku ini.
dan ini adalah satu-satunya cara agar aku bisa bertatap langsung di hadapannya. Mungkin ini juga menjadi alasan di antara mereka selain menjadi OSIS, selain aktif dalam berorganisasi, mereka merasa dirinya di ambang kejayaan.

***
aku selalu memperhatikan pria yang bernama irfan itu,pria yang menjadi objek utama dalam sorotan mataku. Aku selalu memperhatikannya dari kejauhan sekitar lima meter. Gerak geriknya pun terekam jelas dalam ingatanku, dan mungkin sulit untuk di lupakan. Bahkan kejadian ini sungguh sulit untuk di terka, pasti dan selalu ada dia yang mengisi pandanganku. Sejenak aku berfikir dalam lamunan ku “apakah ini hanya mimpi ,jika iya..jangan bangunkan aku” .
sampai kapan aku harus memandangnya dari kejauhan seperti ini,rasanya seperti menunggu harapan yang tak pasti .tapi ini tak mungkin terwujud. Kami memiliki perbedaan yang cukup banyak. Irfan memiliki materi yang berkecukupan , wajahnya tampan, dan pandai dalam segala bidang. Sedangkan aku,aku tidak memiliki banyak uang,tidak cantik,dan tidak pandai. Dan kemungkinan besar yang terjadi ,kami tidak akan pernah bisa bersama,menyapanya pun aku tidak memiliki cukup keberanian. saat aku bertengger cukup lama di koridor depan kelasku, tak sengaja aku mendengar pembicaraan mereka,teman-teman ku yang ternyata juga menyukai irfan. menurutku itu cukup wajar,siapa yang tidak suka dengannya..sosok nya yang cukup keren sempat menyita perhatian para kaum hawa.
irfan cukup terkenal di kawasan sekolah,hampir satu sekolah dapat mengenalinya. apalagi dia sangat ahli dalam olahraga basket. Selalu saja ia menyempatkan waktu luangnya untuk menyalurkan hobinya itu di tengah lapangan. Aku hanya dapat mengurung perasaanku ini. Waktu,tempat atau apapun tak mungkin dapat merubah segalanya seperti apa yang ku mau. Ini hanya mimpi,ingat !!! hanya mimpi.

***
Dalam suatu kesempatan..aku mengikuti sebuah organisasi. Dimana organisasi ini hanya dapat di wakili oleh satu orang siswa di kelas masing-masing. Dan ternyata aku di tunjuk oleh guruku untuk mengikuti organisasi sekaligus kompetisi yang akan di adakan dua minggu mendatang. dan kebetulan sekali kompetisi yang di adakan berkaitan dengan bahasa inggris yang menjadi pelajaran favoritku. Guruku menunjuk ku karena alasannya,menurutnya aku pandai dalam bidang ini. sementara aku,aku hanya dapat tercengang sesaat tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Lalu aku tersadar karena sapaan teman di sampingku dalam waktu bersamaan juga mendukungku dalam kompetisi itu. Aku sempat membantah ajakan itu , karena aku merasa bukan satu-satunya anak di kelas ini yang pandai dalam bidang tersebut. Dan aku juga tidak mau membuat tanggapan mereka melunjak-lunjak kepadaku tentang ajakan ini.
“kenapa harus saya ?” tukasku jelas kepada guruku.
“ibu yakin..kamu pantas dan bisa melakukan ini ana,apalagi ibu sudah sering melihat antusias kamu dalam pelajaran ini. jadi kemungkinan besar ibu tidak akan salah pilih,kalah atau menang itu akan menjadi urusan belakang,sekarang yang terpenting adalah mencoba saja dulu”
“tapi bu..saya malu dan saya masih merasa di bawah,saya belum terlalu ahli dalam berbahasa inggris,saya takut nantinya ibu akan menyesal jika memilih saya”
gubrisku dengan nada penuh pintaan permohonan.
“tidak apa ,ini akan menjadi pengalaman yang berkesan,selain menambah ilmu ,tentunya banyak hal yang pasti akan kamu dapatkan setelah ini. dan ini juga akan menguntungkan nilai kamu” jelasnya penuh dengan keyakinan. Mau bagaimana lagi,aku tidak punya pilihan. Ibu Tiara memaksaku untuk mengikutinya, dan aku juga pasti tentunya ingin sekali jika nilaiku akan mendapatkan lebih bagus dari sebelumnya.
Jadi,sebelum hari H itu tiba. Aku akan sangat aktif mengikuti kegiatan, contohnya seperti English Debate di sekolah,karena kegiatan ini adalah mode utama dalam kompetisi nanti. Ternyata irfan ,pria yang ku sukai itu mengikuti kompetisi ini juga. Rasanya bagaikan terbang tanpa sayap menuju langit dan terjun bebas dari ketinggian lima ratus meter , semakin sulit pula menyeimbangkan tubuh..jantungku berdegub kencang ,hampir copot karena tidak bisa mengendalikan rasa senangku ini. kenapa semua ini menjadi sangat kebetulan? Ini sulit di tebak. Untungnya aku tidak menolak pinta bu Tiara,jika itu terjadi mungkin aku akan menyesal seumur hidupku.
Oh Tuhan...apakah Kau merencanakan sesuatu di balik ini semua? Aku tak tau,tapi aku sangat berterimakasih padaMu.
***
Selang waktu beberapa menit aku memasuki kelas English Debate ,pada pukul 08.30 kegiatan ini akan segera di mulai. dari kelas sepuluh sampai dua belas pun berjajar mengisi bangku yang tadinya kosong melompong. sembari memainkan bola mataku kesana kemari mencari tempat duduk yang sekiraku kosong, dari ujung depan pintu aku seperti melihat ada bangku yang kosong,aku terfokus pada bangku kosong itu dengan kaca mata minusku. menerka nerka siapakah yang duduk disamping bangku itu. Tanpa kuduga, irfan adalah penghuni di samping bangku kosong itu.
OH MY GOD !!! sambil berjalan menuju bangku itu..jantungku berdegub kencang. Sekali lagi..apakah ini mimpi? Semuanya berjalan begitu saja,tanpa ku ketahui sedikitpun. Gugup serta khawatir membubuhi niatku untuk berharap agar ada tempat yang kosong selain disampingnya. entah apa yang harus aku katakan saat aku sampai di sampingnya nanti. jika aku harus berhadapan langsung dengan orang yang ku sukai, aku menjadi salah tingkah. dan aku tidak mau semua ini akan terbongkar disaat-saat seperti ini. dan akhirnya pertanyaanku sontak membuatku kembali ke dunia nyata dan melontarkan pertanyaanku padanya.
“maaf..aku boleh duduk disini gak?”
“oh..boleh kok”
serunya sumringah. aku segera duduk di sampingnya dengan wajah yang sangat gugup,aku tidak berani menatapnya sama sekali. Selang beberapa menit berlalu,tiba-tiba saja dia yang membuka perkenalan denganku.
“oh iya..namaku irfan sanjaya,nama kamu siapa”
“akuu..ananda clarissa,panggil saja ana”
jawabku dengan intonasi yang pelan.
“namanya secantik orangnya,hehe..” Aku sempat tercengang mendengar pernyataannya yang terakhir dia ucapkan itu. Ini sangat tidak mungkin..aku bahkan merasa diriku tidaklah cantik. Apakah dia hanya membuat suasana agar tidak sehening tadi, ataukah benar dia memujiku dari hatinya yang paling dalam. Aku hanya tersenyum kecil sambil membuka lembaran-lembaran kertas pada buku.
Pada hari itu juga, aku dan irfan resmi menjadi teman. Sifat nya yang sangat ramah tamah membuatnya mudah bergaul dengan siapa saja,termasuk aku yang sebenarnya sulit untuk berteman karena aku termasuk orang yang pemalu. Irfan selalu saja memulai pembicaraan saat suasana mulai kaku. Aku bahkan merasa canggung dengan itu semua,aku tidak bisa menampakkan sikapku yang sebenarnya bahwa aku sangat senang bisa berbincang-bincang denganya.
***
Waktu terus bergulir,dan kami semakin akrab satu sama lain. Irfan sering mengajak aku pulang bersamanya,karena kebetulan rumah kami berada dalam satu jurusan yang sama. Wajahku tampak berbinar-binar saat dia memboncengi ku dengan motor besarnya,tanpa aku sadar.dia memperhatikanku dari kaca spion samping kirinya. “kamu kenapa senyum senyum sendiri? Ada yang lucu?” tanya irfan dengan sangat penasaran sedikit menoleh ke arah kiri.
Mati aku..harus alasan apa ini.sial ! malu banget..ngapain coba senyum-senyum sendiri. Batinku.
“ahh..gak tadi ada odong-odong di pinggir jalan,jadi ke inget adek dirumah yang kecanduan naik odong-odong” tuturku dengan sangat gugup melihat-lihat jalan raya sambil berfikir alasan yang masuk akal untuk menjawab pertanyaannya.
“hah? Dimana? Gak ada kok” “ada tadi..kamu aja gak liat,kamu kan lagi fokus liat jalanan di depan”
“oh iya sih...”
Fiuhhh....akhirnya dia mengalah dalam percakapan ini juga. Tapi selang beberapa detik,irfan kembali melontarlan pertanyaan kepadaku.
“oh ya..minggu lalu saat pembagian coklat,kamu kan yang kasi aku coklat” “i...iya,kenapa ?” “emangnya aku nyebelin ya? Kan voni minta kamu kasih sama orang yang bener-bener nyebelin”
“oh..ohh itu,yaaa emang bukan kamu doang sih. Tapi semua.aku emang lagi gak suka sama osis selama tiga hari itu. Ya jadi aku pilih salah satu aja. Coklat aku kan Cuma satu. Yaudah sih..gak usa di pikirin. Udah lewat juga”
“oh..gitu. iyadehh gpp. Tapi makasi ya...hehe”

Untung saja aku dapat beralasan walaupun tidak jelas,sekali lagi dia sangat membuatku gugup. Aku seperti di kepung oleh tawanan penjahat dan berlari kencang mencari tempat persembunyian yang tepat agar tidak ketahuan.
***
Awan yang tadinya berwarna putih berubah drastis berwarna hitam menggumpal, tetesan air dari awan mendung yang menutupi cerahnya langit menjatuhi pundakku seketika. Dan semakin lama..rintihan gerimis itu menjadi hujan. Sesegera mungkin irfan menepikan motornya di depan toko-toko yang untungnya sedang tutup saat hujan tiba. dan kami terlindung oleh terpal yang melindungi atap toko tersebut. Tampias hujan membasahi setengah dari baju dan sepatuku,hawa semakin dingin dan angin bertiup kencang,tidak ada yang dapat kami lakukan selain berteduh di pinggiran jalan. Irfan terlihat kedinginan menepuk bajunya yang tampak basah. Tanpa melirik ke arahku, dia segera membuka jaketnya dan menyampingkan tubuhnya mengarah kepadaku, tiba-tiba saja irfan menutupi tubuhku dengan jaket yang baru saja di lepasnya,meraih telapak tanganku dan menggenggam dengan erat. Aku sempat tercengang menatapnya,aku mencoba untuk melepas genggamannya,tapi dia menolak untuk itu.
“heh...kamu kenapa? Lepas tanganku. Kamu itu kedinginan,ngapain coba pakein aku jaket” tukasku dengan nada yang agak jutek mencoba mendorongnya dengan pelan. “enggak...aku enggak bisa lepasin,kamu yang kedinginan ,dari tadi aku liatin kamu menggigil gitu !”
Aku hanya dapat terdiam bagaikan patung yang berdiri tegap tanpa memajang ekspresi apapun. Menatap kosong tanganku yang sedang di genggam oleh tangannya yang beukuran besar dari tanganku. Jantungku berdegup begitu kencang hampir copot lagi,dan wajahku memerah bagaikan air mendidih mengalahkan dinginnya cuaca yang sedang menerjang di antara kami. Hujan yang terus menerus tanpa berhenti dan semakin deras membuatnya semakin lengket denganku ,dan dia merangkulku dari samping. Apa maksudnya ini? aku sangat tidak mengerti. Semua nya berlangsung begitu saja, tanpa unsur kesengajaan.
Irfan mencoba bergumam, tetapi yang terdengar saat itu hanyalah suara air hujan yang beradu dengan aspal dan seng. Aku hanya menatap nya heran dan mengkerutkan dahiku. Apaa yang dia katakan..aku sama sekali tidak dapat menangkap nada suaranya sedikitpun. Irfan bergumam lagi,kali ini suaranya dapat mengalahkan derasnya hujan yang menghantam aspal dan seng. Dia dekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik..
“ana...aku suka sama kamu” , irfan kembali memalingkan wajanya seperti semula,seolah-olah tak terjadi apa-apa sebelumnya. Aku kaget.shock.terdiam.terbengong dan hanya dapat berkata HA! Aku menatapnya kembali
“kamu mimpi fan?hari ini kamu aneh banget. Kamu kenapa sih? Efek hujan ya..” ujarku pura-pura heran. Irfan tidak menjawab pertanyaanku sama sekali. Dia hanya tersenyum dan tersenyum.
Kali ini cuaca memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan kami yang tertunda. Irfan melepas genggaman dan rangkulannya, hanya membiarkan jaketnya terus menghangatkan tubuhku walaupun hawanya masih terasa sangat dingin. Aku dan irfan kembali menaiki motor dan melanjutkan perjalanan. Aku mencoba untuk bertanya untuk meyakinkannya lagi ..
“fan..kamuuuu,kamu gak papa kan?”
“ya..aku gak papa kenapa emang?”
ujarnya kembali bertanya sembari menyetopkan motornya di tengah jalan yang berhadapan dengan lampu merah tanda berhenti sementara.
“yaa gak papa.tadi..tadi kamu cuma main-main kan? gak beneran?” “oh..itu,gak perlu dipikirin deh. Woles aja “
Gimana aku mau woles..kalo orang yang aku suka tiba-tiba nyatain perasaanya duluan ke aku, aku ini seneng banget tau. Gerutuku dalam hati.
***
Ke esokan harinya aku mendatangi kelas irfan yang jaraknya agak jauh dari kelasku. Aku berniat untuk mengembalikan jaketnya,tetapi setelah aku meneliti seisi kelasnya. Wajahnya tak nampak sedikitpun. aku bertanya pada salah satu temannya yang duduk di depan pintu kelasnya saat itu juga. Tapi mereka juga tidak tahu kemana irfan pergi setelah jam pertama selesai. Aku mencoba mencari ke kantin pun tak ada juga. Aku menghela nafas dalam dan memutuskan untuk kembali ke kelas.
Tetapi dari arah kanan sisi koridor tepat pada ruangan perpustakaan aku melihat sesosok pria yang sedang duduk sambil membaca buku. aku menatap tajam dari kejauhan . ternyata itu adalah irfan,aku segera berlari menghampiri nya sambil menenteng sebuah jaket yang baru saja mau ku kembalikan kepadanya.
“fann..irfan..”
“oh..ana,ada apa?”
“enggakk..ini cuma mau ngembalikan jaket kamu yang kemaren,thanks ya fan ☺”
“iya sama-sama. Oh ya,kok bisa tau aku disini?”
“tadi aku udah cari kamu kemana mana gak ada. Yaa pas aku kebetulan lewat aja,aku liat kamu. Ya sekalian deh..maaf ya kalo aku ganggu”
“ya enggak lah na,aku gak ngerasa di ganggu kamu kok.malah aku seneng kamu kesini,jadi ada teman ngobrol”
Ungkapnya dengan senyum sumringah menatapku.
“oh ya ana, gimana jawaban kamu?” “jawaban apa ya fan? “yang kemarin,aku bener-bener na suka sama kamu,jadi kamu mau kan?” Aku terdiam dan kaget. Sontak segalanya bagaikan mimpi yang begitu nyata,aku terpaku memandangi wajahnya....